Mar 6, 2011

Etika Berdoa


1. Mengikhlaskan niat;
Maka sembahlah ALLAH dengan tulus ikhlas beragama kepadanya, meskipun golongan kafir tidak menyukainya. (surah al-Mukmin; 40:60)  
2. Bertahmid dan memuji ALLAH serta berselawat kepada Nabi Muhammad sebelum berdoa.
Ketika Rasulullah mendengar mendengar seseorang berdoa tanpa dimulakan dengan tahmid dan selawat, maka baginda berkata; 
Engkau tergesa-gesa, wahai orang yang solat. Maka duduklah dan bertahmidlah kepada ALLAH, dan berselawatlah kepadaku, kemudian berdoalah kepada NYA. (HR at-Tirmidzi)

3. Mengakui dosa sebelum memanjatkan doa.
(Musa) berkata; “Wahai Rabb! Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, maka ampunkanlah aku.” Maka ALLAH mengampunkannya. Sesungguhnya DIA Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (surah al-Qashash; 28:16)
Abu Bakar as-Shiddiq bertanya kepada Nabi, “Wahai Rasulullah. Ajarkanlah kepada aku sebuah doa yang dapat aku baca dalam solatku.” Nabi menjawab; Ucapkanlah;
Ya ALLAH! Sesungguhnya aku telah menzalimi diriku dengan kezaliman yang banyak dan tiada yang dapat mengampunkan dosa melainkan ENGKAU. Maka ampunkanlah aku dengan ampunan dari sisi MU dan rahmatilah aku. Sesungguhnya ENGKAU Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  (HR al-Bukhari dan Muslim)

4. Menyatakan rasa kekurangan diri dengan tunduk, khusyu’, penuh pengharapan dan takut kepada ALLAH;
Sungguh mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada KAMI dengan penuh harap dan cemas. Dan adalah mereka orang-orang yang khusyu’ kepada KAMI. (surah al-Anbiya`; 21:90)
5. Dalam keadaan berwudhu, menghadap kiblat dan menengadahkan tangan ke langit.
Abu Musa al-Asy’ari meriwayatkan; Bahawa Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam ketika pulang dari Hunain, baginda berwudhu, kemudian berdoa seraya mengangkat tangannya, dan aku dapat melihat ketiaknya yang putih. (Mutafaqqun ‘alaih)
Umar bin al-Khattab menceritakan; Sewaktu perang Badar, Rasulullah melihat pasukan Musyrik yang berjumlah 1000 orang, sedangkan para sahabat hanya berjumlah 319 orang. Baginda pun mengadap kiblat sambil mengangkat tangannya seraya berdoa; 
Ya ALLAH! Penuhilah apa yang telah ENGKAU janjikan kepadaku. “Ya ALLAH! Berikanlah apa-apa yang telah ENGKAU janjikan kepadaku. Ya ALLAH! Jika ENGKAU binasakan kelompok orang Islam ini maka ENGKAU tidak akan disembah lagi di bumi.” (HR Muslim)
Walaupun bukan suatu kewajipan, tapi mengadap kiblat dan mengangkat tangan saat berdoa adalah suatu anjuran, malah apabila sesuatu yang dipanjatkan itu semakin penting, maka sunnah dan anjuran ini juga lebih ditekankan.

6. Berdoa dengan serius dan bersungguh-sungguh;
Apabila kalian berdoa kepada ALLAH, maka berdoalah dengan bersungguh-sungguh. Janganlah salah seorang dari kalian berdoa dengan mengatakan, “Jika ENGKAU kehendaki maka kabulkanlah,” kerana ALLAH tidak perlu dipaksa.
Dalam riwayat lain;
 Tapi berdoalah dengan bersungguh-sungguh dan penuh harap. Kerana ALLAH tidak akan keberatan dengan sesuatu yang diberikan. (Mutafaqqun ‘alaihi)

7 Tidak berdoa untuk sesuatu yang tidak baik untuk dirinya, anak-anak, pembantu dan harta kerana hal tersebut ditegah oleh baginda Nabi; Janganlah engkau berdoa sesuatu yang tidak baik atas diri kalian, janganlah atas anak-anak kalian, janganlah atas para pembantu kalian dan janganlah atas harta kalian, agar (doa kalian itu) tidak bertepatan dengan waktu pengabulan dari ALLAH, kemudian DIA mengabulkan doa kalian itu. (HR Abu Daud)
Janganlah kalian berdoa untuk diri kalian kecuali yang baik-baik. Kerana sesungguhnya malaikat mengaminkan apa-apa yang kalian ucapkan. (HR Muslim)

8. Berdoa dengan suara lirih.
 Suatu ketika para sahabat mengeraskan suaru dengan bertakbir di jalanan, lalu Nabi mengingatkan; 
Wahai manusia, tahanlah diri kalian! Sesungguhnya kalian tidak menyeru kepada yang pekak atau yang jauh. Sesungguhnya DIA bersama-sama kalian, sesungguhnya DIA Maha Mendengar lagi sangat dekat. Maha Suci nama NYA dan Maha Tinggi kemuliaan NYA. (HR al-Bukhari)
Berdoalah kepada RABBmu dengan merendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya DIA tidak menyukai golongan yang melampaui batas. (surah al-A’raff; 7:55)
Di antara bentuk melampaui batas dalam berdoa ialah memohon sesuatu yang tidak layak bagi dirinya seperti memohon diberi kedudukan para Nabi, atau berdoa sesuatu yang diharamkan dan menyelisihi syariat.

9. Berdoa dengan sepenuh hati;
Berdoalah kepada ALLAH dan (dalam keadaan) kalian yakin akan pengabulan (doa tersebut). Ketahuilah bahawa ALLAH tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai. (HR at-Tirmidzi)

10. Tidak mempersulit diri dengan kata-kata bersajak yang dibuat-buat dalam berdoa.
Ibnu Abbas pernah berkata kepada Ikrimah; 
Perhatikanlah kalimah sajak dalam doa dan jauhilah hal tersebut. Sesungguhnya aku hidup pada zaman Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat baginda, dan mereka tidak melakukan hal tersebut. (HR al-Bukhari)
Hal ini dimakruhkan kerana akan membuatkan orang yang mendengarnya hanya memerhatikan intonasi dan setiap untaian kata yang disusun tersebut sehingga kekhusyukan dalam berdoa akan hilang. Tetapi dibolehkan jika kalimah sajak itu tidak dibuat-buat.
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (wahai Nabi) tentang AKU, maka (jawablah), sesungguhnya AKU adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia memohon kepada-KU. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-KU) dan hendaklah mereka beriman kepada-KU, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (surah al-Baqarah; 2:186)
ALLAH menjanjikan pengabulan doa, tapi dengan syarat kita beriman dan sedaya upaya memenuhi setiap perintah dan meninggalkan segala larangan ALLAH.
Wallahualam.